Aspri ferdy sambotakut akan meenanyakan soal pembunuhan dan kecurigaannya Soal Mayat Yosua 4 Hal Diungkap Aspri Takut Tanya Ke Sambo.
Selama satu pekan kemarin, sidang obstruction of justice atau merintangi penyidikan kematian Brigadir Yosua mengungkap beberapa fakta baru yang diungkap para saksi. Salah satunya adalah Chuck Putranto yang menjadi saksi mahkota atas terdakwa lainnya Irfan Widyanto. Dalam sidang yang digelar pada Jumat, 23 Desember 2022 itu Chuck yang merupakan eks anak buah Ferdy Sambo mengungkapkan beberapa hal:
Berikut Soal Mayat Yosua 4 Hal Diungkap Aspri Sambo Takut Tanya Ke Sambo
-
Tak Berani Tanya Ferdy Sambo Soal Mayat Yosua
Chuck Putranto mengaku tidak berani bertanya kepada Ferdy Sambo Soal Mayat Yosua ketika pertama kali melihat mayat Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang ada di rumah dinas atasannya itu pada 8 Juli 2022. Chuck menceritakan ia tiba di rumah dinas Ferdy Sambo bersama Pekerja Lepas Harian (PHL) Ariyanto menggunakan sepeda motor pukul 18.10 WIB Awalnya, Chuck Putranto hanya berdiri di depan gerbang rumah dan melihat Ferdy Sambo berbicara dengan Ajun Komisaris Besar Ari Cahya di depan pintu dapur ke arah carport. Ia juga melihat Ricky Rizal dan driver Ferdy Sambo Prayogi. Kemudian asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Diryanto alias Kodir, memanggil Chuck masuk rumah.
Chuck melihat di dalam rumah itu sudah ramai. Ia mengaku tidak melihat soal mayat yosua atau tubuh Yosua secara utuh dari arah dapur, hanya melihat pinggul ke kaki karena terhalang tangga. Ia juga melihat Richard Eliezer sedang diinterogasi oleh Kepala Bagian Penegakkan Hukum Biro Provos Divisi Propam Polri saat itu, Komisaris Besar Susanto Haris. “Orang yang saudara lihat itu sudah meninggal atau masih hidup?” tanya hakim. “Posisinya saat itu sudah telungkup. Saya tidak tahu, tapi tidak bergerak,” jawab Chuck.
Chuck mengaku tidak berani menanyakan tubuh siapa yang tergeletak atau bagaimana peristiwanya. Ia pun hanya bertanya ke Richard. “Saat itu saya tidak berani bertanya ke Pak Ferdy Sambo. Saya sempat bertanya kepada Richard yang saat itu sedang ditanyai oleh Pak Kombes Santo, namun Richard tidak menjawab, hanya menjawab siap,” cerita Chuck. Ia pun keluar dan berdiri di dekat Ferdy Sambo. Kemudian Ferdy Sambo mengangkat telepon dan berjalan ke arah taman. Tidak lama kemudian Kepala Biro Paminal saat itu, Hendra Kurniawan, tiba di rumah dinas Ferdy Sambo.
-
Tak Berani Tanya Ferdy Sambo Soal Mayat Yosua & Provos Bawa Senpi di Rumah Sambo, Dikira Masalah Brotoseno
Dalam sidang itu, Chuck Putranto menyebut dirinya mengira kedatangan anggota Provos yang membawa senjata api laras panjang ke rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022, terkait dengan sidang etik Raden Brotoseno. Chuck awalnya ditelepon oleh Kepala Biro Provos Brigadir Jenderal Benny Ali saat itu pada pukul 17.30 WIB. Namun Benny Ali hanya menanyakan posisinya.
Chuck menjawab ia masih di kantor. Lalu Benny Ali langsung menutup telepon. Kemudian eks Kepala Biro Paminal Hendra Kurniawan juga menelepon dan menanyakan posisinya. Hendra tidak memberitahukan apapun setelah mengetahui posisi Chuck dan dia juga tidak tau mereka datang u ntuk melakukan olah tkp soal mayat yosua.
Setelahnya, Chuck mendapat informasi dari stafnya yang melihat anggota Provos membawa senjata laras panjang ke rumah Ferdy Sambo. Chuck mengaku tidak tahu untuk apa Provos membawa senjata laras panjang ke rumah dinas Kadiv Propam atau siapa yang memberi perintah. “Kalau ada anggota membawa senjata panjang menandakan kejadian apa?” tanya hakim ketua.
“Yang pasti dalam pemahaman kami berarti ada situasional yang genting,” jawab Chuck. Kemudian Chuck menghubungi ajudan Ferdy Sambo yang sedang piket jaga saat itu, Adzan Romer, untuk menanyakan kejadian tersebut. Panggilan tidak terjawab. Ia pun menghubungi ajudan Ferdy Sambo lain yang sedang tidak piket, Daden Miftahul Haq. Daden menjawab tidak ada apa-apa Dan tidak mengetahui soal mayat yosua.
Chuck pun berinisiatif menuju ke rumah dinas Ferdy Sambo bersama Pekerja Harian Lepas (PHL) bernama Ariyanto menggunakan sepeda motor. Ia berpikir anggota Provos yang membawa senjata laras panjang ke rumah dinas Kadiv Propam berkaitan dengan keputusan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) Raden Brotoseno beberapa jam sebelumnya. “Kenapa saudara merapat ke situ. Apa saudara disuruh ke situ?” tanya hakim.
“Tidak Yang Mulia. Jadi kami berpikir saat itu sebelum pukul 13.30 WIB saat itu ada sidang kode etik peninjauan kembali AKBP Brotoseno. Jadi kami beranggapan apa ini dampak dari putusan itu. Jadi kami berangkat ke sana,” jawab Chuck.
-
Tak Berani Tanya Ferdy Sambo Soal Mayat Yosua Dan Soal DVR CCTV
Dalam kesaksiannya Chuck Putranto mengatakan Ferdy Sambo tak pernah memerintahkannya mengambil DVR CCTV di kompleks rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan. Hakim Afrizal Hady yang memimpin sidang bertanya ke Chuck, apakah perintahnya kepada Irfan Widyanto saat menyerahkan DVR CCTV datang dari Ferdy Sambo atau tidak. “Apakah Saudara terima perintah Ferdy Sambo pada tanggal 9 Juli itu?” tanya hakim.
“Tidak ada, Yang Mulia,” kata Chuck. “Terus saudara tadi sebutkan apakah saudara tahu ada perintah Ferdy Sambo soal pengamanan CCTV Duren Tiga?” ujar hakim. “Saya tidak tahu,” ujar Chuck. Chuck mengatakan DVR CCTV yang sudah dia terima dari Irfan diserahkan kepada pegawai harian lepas (PHL) Mabes Polri Ariyanto. “Kenapa saudara perintah Ariyanto untuk terima penyerahan DVR dari Irfan?” kata hakim. “Karena sebelumnya sekitar pukul 17.00 WIB saya ketemu Irfan tanggal 9 Juli di depan carport di dekat rumahnya Kasat Reskrim. Kemudian Saudara Irfan lewat saya tanyakan ‘Mau ke mana adik asuh?’. Disampaikan ‘Mau amankan CCTV’. (Saya bilang) Ya sudah kalau selesai dititipkan ke saya,” ujar Chuck.
Dengan nada tinggi, Hakim Ketua mencecar Chuck mengenai inisiatifnya berani menyimpan DVR CCTV padahal tidak ada perintah dari atasannya. “Kenapa saudara begitu berani jika tidak ada perintah ke saudara?” tanya hakim. “Posisi saya waktu itu adalah aspri (asisten pribadi), saya berpikiran saat itu dari Provos ada tembak-menembak,” jawab Chuck. Hakim tak puas mendengar jawaban Chuck. Chuck kembali dicecar mengenai perintah di balik penyerahan DVR CCTV yang sudah diambil Irfan.
“Saudara jujur saja! Karena semua fakta itu akan terhubung sedemikian rupa. Jadi bukan fakta yang bulat. Apa ada saudara dipesankan oleh Ferdy Sambo,Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, terkait penerimaan DVR CCTV? Jujur saudara!” kata hakim. “Tidak ada,” jawab Chuck.
-
Tak Berani Tanya Ferdy Sambo Soal Mayat Yosua Serahkan DVR CCTV ke Polres Jaksel Atas Inisiatif Sendiri
Chuck mengaku menyerahkan DVR CCTV Kompleks Duren Tiga ke penyidik Kepolisian Resor Jakarta Selatan atas inisiatif pribadinya. “Penyerahan tersebut atas perintah siapa?” tanya hakim kepada Chuck. “Atas insiatif saya Yang Mulia, untuk dikembalikan,” jawab Chuck. Hakim pun bertanya lagi, “Atas perintah Ferdy Sambo kah, Hendra Kurniwan atau Agus Nur Patria kah?” “Tidak Yang Mulia. Atas inisatif saya, Yang Mulia,” kata Chuck aspri sambo yang takut menanyakan soal mayat yosua