Bharada E merupakan ajudan sambo yang ikut melakukan pembunuhan berencana. Berikut 6 Kesaksian Bharada E Membuat Sambo Menatapnya.
Richard Eliezer atau Bharada E menjadi saksi di sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat. Ferdy Sambo yang duduk di kursi terdakwa sempat memberikan tatapan tajam ke Eliezer. Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi Eliezer berlangsung di PN Jaksel, Selasa (13/12/2022). Selain Sambo, Putri Candrawathi juga duduk di kursi terdakwa.
Berikut 6 Kesaksian Bharada E Membuat Ferdy Sambo Menatapnya
-
Kesaksian Bharada E – Sorakan Pengunjung Sidang Untuk Richard Eliezer
Sebelum memberikan keterangan, Eliezer sempat ditanya oleh hakim perihal surat dari LPSK pada Kesaksian Bharada E. Hakim menanyakan apakah Richard mau diperiksa secara online atau offline yang mana dia akan bertatap muka dengan terdakwa Ferdy Sambo. “Ada permohonan tertulis dari LPSK berkaitan dengan saudara, apakah saudara mengikuti sidang offline duduk di sini saat ini atau online?” tanya hakim, dikutip dari Medandigital.id
Richard menjawab pertanyaan itu bahwa dia bersedia sidang offline. Dia memilih berhadapan atau bertatap muka dengan Sambo. “Offline saja, Yang Mulia,” jawab Eliezer. Pengunjung sidang kemudian bertepuk tangan merespons jawaban Richard. Bahkan ada juga pengunjung sidang yang bersorak ‘hidup Richard’. Berikut Bantahan Bharada e pada kesaksian ferdy sambo.
-
Kesaksian Bharada E – Bharada E Cerita Soal Yosua Minta Bantu Angkat Putri
Pada awal kesaksiannya, Kesaksian Bharada E mengaku diminta Brigadir Yosua agar membantu mengangkat tubuh Putri Candrawathi. Menurutnya, Putri saat itu terbaring di sofa di rumah di Magelang. Eliezer mengatakan dia awalnya dipanggil oleh Yosua. Dia bertanya ada apa ke Yosua. “Terus saya tanya ‘Kenapa, Bang?’ ‘Chad, bantu Abang angkat ibu ke lantai 2. Kami berdua masuk, Yang Mulia. Sampai di ruang tamu, ada Susi, saya lihat ada Susi dan Kuat,” kata Eliezer.
Eliezer mengaku saat itu ada sopir keluarga Ferdy Sambo, Kuat Ma’ruf dan asisten rumah tangga (ART) bernama Susi. Saat itu, Eliezer menyebut Yosua sudah berdiri di samping Putri. “Lagi berdiri dekat ibu, baru ada sofa saya lihat ibu berbaring di sofa. Terus Bang Yos bilang, ‘Ayo, Chad, bantu’. Bang Yos sudah di samping ibu,” kata Eliezer. Eliezer akhirnya batal membantu Yosua. Soalnya, Putri menepis tangannya seolah-olah melarang Eliezer mengangkatnya.
“‘Ayo Chad bantu ngangkat’. Waktu itu saya melihat ibu, ibu menggerakkan tangan ke saya, langsung mengartikan ‘Wah kayaknya ibu tidak mau diangkat’. Jadi saya mundur, baru saya lihat almarhum memang mau angkat ibu putri candrawathi, tapi ditepis sama ibu,” kata Eliezer. Hakim kemudian bertanya apakah Putri dalam kondisi sakit saat Yosua berniat mengangkat. Eliezer mengaku tidak tahu. “Apakah karena melihat bahwa Saudara Putri sakit, maka akan diangkat di atas atau karena apa?” tanya hakim.
“Saya tidak tahu, Yang Mulia,” jawab Eliezer pada kesaksian bharada e tersebut.
“Tapi yang jelas dia ngajak Saudara?” tanya hakim lagi.
“Iya, Yang Mulia,” jawab Eliezer.
-
Kesaksian Bharada E – Sambo Marah Soal Yosua
Pada Kesaksian Bharada E juga mengatakan dia sempat dipanggil oleh Ferdy Sambo dan ditanya soal kejadian di Magelang. “Bapak nanya, nangis ke saya, kamu tau nggak ada kejadian apa di Magelang? Baru nggak lama kemudian Bu PC masuk, Bapak habis nanya ke saya, saya jawab ‘siap, saya tidak tahu’. Bapak nangis dulu, habis nangis saya kaget ada kejadian apa,” kata Richard di persidangan, dikutip dari medandigital.id
“Baru dibilang ‘Ibu sudah dilecehkan Yosua’. Baru saat itu saya kaget, Yang Mulia, kok bisa Yosua lecehkan Ibu, saya takut juga karena Bapak ada di Jakarta, kami di Magelang, takut Bapak marah ke saya,” ujar Eliezer pada Kesaksian Bharada E. Dia mengaku Sambo dan Putri saat itu sama-sama menangis. Sambo kemudian menyebut Yosua kurang ajar dan sudah membuat keluarganya tidak lagi bermartabat.
“Dia lihat ke saya, terus bilang ‘Memang kurang ajar anak itu, sudah menghina saya dia, dia sudah menghina harkat dan martabat keluarga saya’. Baru dia pegang kerahnya, ‘Nggak ada gunanya pangkat saya kalau keluarga saya dibeginikan’. Saya diam saat itu, serba salah juga, takut juga, Yang Mulia. Bapak nangis, marah, emosi, habis ngomong berhenti, nangis lagi, pokoknya saya sudah diam saat itu,” kata nya pada Kesaksian Bharada E
Lebih lanjut, Richard menyebut Ferdy Sambo mengatakan Yosua harus dibuat mati. Menurut Richard, Sambo mengucapkan hal itu kepada dirinya. “Baru dia ganti posisi sambil bilang ‘Memang harus dikasih mati anak itu’. Dia bilang begitu ke saya. Saya juga diam saja. Saya lihat ke Bapak, Bapak menangis, baru bilang ‘Nanti kau yang bunuh Yosua, karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jaga kamu. Kalau saya yang bunuh, nggak ada yang jaga kita’,” ucap Eliezer. Eliezer mengaku hanya diam saat itu. Dia menyatakan Sambo kemudian menjelaskan skenario pembunuhan Yosua di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga.
-
Kesaksian Bharada E – Richard Ngaku Dituntun Putri Ke Lemari Senjata
Masih dalam kesaksiannya, saksi Richard juga menceritakan momen dirinya tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo di Saguling, Jakarta Selatan, dari Magelang, Jawa Tengah. Richard mengaku diperintahkan oleh Putri untuk meletakkan senjata ke lantai tiga rumah itu begitu tiba di Saguling. “Sebelum ibu turun, ibu sempat bilang ke saya ‘dek nanti senjata naikkan ke lantai 3 ya’,” kata Richard. Senjata yang diminta Putri untuk disimpan adalah senjata steyr yang berada di mobil yang ditumpangi Putri. Richard pun mengaku naik ke lantai tiga rumah itu usai menjalani tes PCR.
Menurut Richard, dirinya menuju ke lantai tiga bersama Kuat Ma’ruf. Dia mengaku meletakkan senjata di lemari senjata milik Sambo atas izin Putri. “Naiklah kami ke lantai tiga, sampai lantai tiga karena barang-barang kan bisa ditaruh depan lift, kalau senjata api kan tidak. Jadi saya temui ibu untuk senjata,” tutur Richard. “Diajak lah saya ‘Oh ya, sini dek’. Diajak saya masuk, om Kuat juga ikut masuk, om Kuat berhenti di meja rias, sebelum lorong ada meja rias, di situ baru saya lihat ibu masuk ke dalam ke kamar. Ibu tuntun terus sampai di lemari senjata yang mulia, ibu yang bukain pintu lemarinya,” imbuhnya.
Richard kemudian mengaku kaget karena banyaknya senjata di lemari itu. Dia langsung menggantungkan senjata tersebut sesuai perintah Putri. “Saya kaget juga ternyata banyak semua senjata, saya gantung senjata steyr, baru saya ‘izin bu’. Saya keluar sama om Kuat,” ucap Eliezer.
-
Kesaksian Bharada E – Richard Ngaku Diberi Hp Hingga Ditunjukkan Rp 1 M
Richard Eliezer Pudihang Lumiu juga mengaku diberikan handphone (HP) oleh Ferdy Sambo dan Putri setelah Yosua tewas. Keduanya juga disebut Richard menunjukkan uang Rp 1 miliar. Richard awalnya menyerahkan bukti foto ke majelis hakim. Foto itu, menurut Richard, menunjukkan ada bagian tangan Putri Candrawathi dan bagian kaki Ferdy Sambo saat terpotret tengah menyerahkan handphone dan uang di rumah di Saguling.
“Pak FS duduk di samping saya, yang depan itu Ibu PC,” kata Richard. “Foto ini menunjukkan bahwa saat saudara dijanjikan uang Rp 1 miliar dan handphone?” tanya hakim. “Iya itu ada kotak handphone-nya, Yang Mulia, sama ada kartu juga, Yang Mulia. Jadi saya gantikan pada saat itu,” kata Eliezer.
-
Kesaksian Bharada E – Richard Ungkap Putri Mau Hapus Sidik Jari Sambo
Richard Eliezer juga mengakui dirinya pernah membersihkan barang-barang milik Yosua atas perintah Putri. Bahkan istri Ferdy Sambo itu disebut ikut membersihkan barang-barang Yosua usai tewas. “Pernah (bersih-bersih barang pribadi Yosua), jadi saat itu barang-barang almarhum sudah dipacking, saya nggak tahu dipacking sama siapa, dibawa ke posko, lalu saya dipanggil bu PC, saya, Kuat, dan Ricky ‘dek kamu ke posko ambil, kamu bawa barang-barang almarhum, bawa balik ke Saguling, naikkan ke lantai 3 di ruang kerja, nanti bawa ke sini dulu aja’,” cerita Richard Eliezer pada sidang sambo dan Kesaksian Bharada E
Richard langsung menjalankan arahan Putri tersebut. Dia juga mengaku sempat diminta Putri agar menggunakan sarung tangan. “Jadi pergi saya sama Ricky, baru sampai lantai 2, ibu bilang ‘nanti pakai sarung tangan dek’, ibu PC juga pakai sarung tangan, ada sarung tangan, pakai disinfektan dan hand sanitizer,” ujar Eliezer. Richard mengatakan dia bersama Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal diberikan sarung tangan oleh Putri. Seluruh barang pribadi Yosua dibersihkan dengan disinfektan, hand sanitizer, dan tisu.
“Dikasih sarung tangan, kami semua sudah pakai, baru ada barang-barang yang di laundry, ada tas-tas, sandal, ada uang dalam tas, dompet, KTP, segala macam itu semua dibersihkan, jadi kami disuruh bersihkan,” katanya. Menurut Richard, barang-barang Yosua itu dibersihkan untuk menghilangkan sidik jari Sambo. Putri kemudian juga ikut membersihkan barang Yosua, terutama dompet dan tas. “Kata ibu PC mau hilangkan sidik jari pak FS (Ferdy Sambo), karena pak FS sempat periksa-periksa barang almarhum,” lanjut Eliezer. Richard Eliezer mengungkapkan lokasi dia membersihkan barang Yosua itu di rumah Saguling. Tepatnya, di lantai dua ruang kerja Ferdy Sambo.
Tatapan Tajam Sambo Pada Kesaksian Bharada E
Richard Eliezer memilih untuk hadir langsung memberikan kesaksian di persidangan ketika Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi duduk sebagai terdakwa. Di sisi lain, Ferdy Sambo seolah-olah enggan menatap Eliezer dan bahkan sempat memberikan tatapan tajam. Sepanjang Eliezer memberikan rentetan kesaksiannya itu, Sambo sibuk menekuri catatannya. Lalu tibalah giliran Sambo memberikan tanggapan atas kesaksian Eliezer.
Sambo perlahan melepaskan maskernya dan menepis sejumlah kesaksian Eliezer, termasuk keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) awal yang diakui Eliezer adalah kebohongannya, yaitu yang melakukan penembakan terhadap Yosua adalah Sambo, bukan Eliezer. “Yang Mulia, saya dibawa (jenderal) bintang dua ke Mabes Polri karena keterangan kebohongan di tanggal 5 (Agustus 2022),” ujar Sambo sambil menunjuk Eliezer.
“Tapi bukan saya mengubah dan mengakui semuanya itu di tanggal 8 di berita acara,” imbuh Sambo. Sambo kemudian terlihat menatap tajam ke arah Eliezer. Sambo juga mengakui perbuatannya dan meminta Eliezer bertanggung jawab berdua bersamanya.
Namun Sambo menekankan tidak terima bila Eliezer membawa-bawa Putri, Kuat Ma’ruf, dan Bripka Ricky Rizal dalam perkara ini.
Selepas memberikan tanggapan, Sambo memalingkan wajah dari Eliezer. Tatapan Sambo mengarah lurus ke depan seolah-olah enggan melihat lagi wajah Eliezer.
Atas tanggapan Sambo kemudian hakim menanyakan lagi ke Eliezer. Eliezer pun tetap kekeh dengan kesaksiannya