Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J. Bharada E Ceritakan Momen Sandiwara Ferdy Sambo Usai Habisi Brigadir J.
Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) mengungkapkan momen saat Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo bersandiwara setelah pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022. Skenario palsu mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di balik pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terbongkar.
Irjen Ferdy Sambo menyusun skenario seolah-olah terjadi pelecehan terhadap istrinya sehingga terjadi tembak menembak di rumah dinasnya. Untuk menguatkan skenario pelecehan yang berujung tembak-menembak, Irjen Ferdy Sambo melakukan sandiwara. Sandiwara Irjen Ferdy Sambo adalah dengan mengumbar tangisan ke sejumlah orang yang ia panggil ke rumahnya.
“Skenario adanya tembak-menembak. Itu bukan main itu pra kondisinya sebelum skenario itu dimunculkan,” ujar Menko Polhukam Mahfud MD di Youtube Deddy Corbuzier. Menurut Mahfud MD, tidak banyak orang yang tahu bahwa Ferdy Sambo melakukan penjebakan psikologis terhadap sejumlah orang untuk meyakinkan skenario yang dibuatnya.
Berikut Ungkapan Bharada E Tentang Sandiwara Ferdy Sambo Usai Habisi Brigadir J
Menurut Bharada E, setelah Yosua tewas dibunuh, Ferdy Sambo kemudian meletakkan senjata api ke tangan jenazah ajudannya itu sebagai bagian dari skenario tembak menembak yang sudah direncanakan sebelumnya. Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa kemudian bertanya apa lagi yang dilakukan Ferdy Sambo setelah meletakkan senjata api di tangan jenazah Yosua.
“Habis senjata diletakkan dia langsung berdiri Yang Mulia. Marah dia teriak ke kita, ‘kalian tidak bisa jaga ibu!'” kata Bharada E saat memberikan keterangan di persidangan terdakwa Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma’ruf, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022), seperti dikutip dari tayangan YouTube MedanDigital.id. Setelah itu seingat Bharada E, Ferdy Sambo kemudian memerintahkan kepada Ricky atau Kuat buat memeriksa ponsel Yosua.
Kemudian Sambo keluar dari ruangan. Sedangkan Bharada E memilih menghindar dan mengalihkan pandangan dari jenazah brigadir j atau Yosua yang dalam kondisi tertelungkup. Menurut Eliezer, tidak lama kemudian salah satu ajudan lain Ferdy Sambo, Adzan Romer, masuk ke dalam rumah dan bertanya tentang apa yang terjadi.
Akan tetapi, Bharada E mengaku saat itu pikirannya kosong dan baru fokus kembali ketika tangannya ditepuk oleh Romer. Ferdy Sambo, kata Richard, kemudian kembali masuk ke dalam rumah dan ke kamar yang di dalamnya terdapat sang istri, Putri Candrawathi. “Dia (Ferdy Sambo) lewat ke arah…lewat depan mayat Yang Mulia. di samping almarhmum lewat. Lewat antara saya. Romer di sini (depan), saya di sini (belakang). Dia sempat sikut si Romer, ‘kau enggak bisa jaga ibu’,” kata Richard atau Bharada E.
Padahal Romer sedang berada di luar rumah saat peristiwa pembunuhan Yosua terjadi. Hal itu terungkap melalui rekaman kamera CCTV yang mengarah ke pertigaan rumah dinas Ferdy Sambo yang diputar jaksa penuntut umum dalam sidang sebelumnya.
Dalam rekaman kamera CCTV itu terlihat Romer dan seorang asisten rumah tangga Sambo, Diryanto alias Kodir, berada di luar tempat kejadian perkara. Romer bahkan terlihat sempat mencabut senjata api dan berlari ke arah depan rumah saat mendengar suara tembakan, dan kemudian masuk ke dalam rumah. Richard kemudian menceritakan Sambo keluar dari kamar sambil memeluk Putri, dan berjalan melewati samping jenazah Yosua.
Setelah itu keduanya keluar dari rumah. Setelah itu, kata Richard, Sambo memerintahkan Ricky mengantarkan Putri kembali ke rumah pribadi di Jalan Saguling. Menurut Bharada E, saat itu jeda selepas pembunuhan dan kedatangan mantan Kasat Reskrim Polres Jaksel Ridwan Rhekynellson Soplanit ke TKP masih agak lama.
“Jadi pas keluar itu FS ini masih, saya tidak tahu itu apa ya, tapi dia itu…’Hei kau cari ambulans’. Cari ini, cari ini. Dia bilang begitu ke Yogi (Prayogi Iktara Wikaton, ajudan Ferdy Sambo) kalau tidak salah,” ucap Bharada E. “Yogi sempat lari cari ambulans. Baru dia (FS) sempat masuk, sempat nelpon, sempat masuk ke dalam, keluar lagi. Jadi masih agak lama Yang Mulia sampai Pak Kasat datang. Jadi bukan habis penembakan langsung Pak Kasat datang,” ujar Richard.